Tantangan Menulis
3 Tips
Pengelolaan Kelas Bagi Generasi Z
Berbagai julukan generasi
diberikan kepada kelompok umur atau waktu kelahiran oleh para ahli Pendidikan diantaranya
dengan generasi X, generasi Y, generasi
Z, dan generasi melinial. Masing-masing generasi memiliki sejarah perjalanan
yang memiliki nilai kelebihan dan kekurangan. Generasi Z disebut juga anak yang
terlahir di abad-21, atau generazi gadget, terlahir dengan sebutan
generasi Z cenderung dengan generasi yang dekat dengan teknologi, tidak heran
jika melihat anak-anak usia dini sudah dekat dengan IT.
Untuk
itu, seorang guru harus mampu mengelolah pembelajaran dimana peserta didik
lahir di generasi Z. 3 (tiga) Tips pengelolaan kelas bagi generasi Z meliputi :
1. . Proses
pembelejaran berbasis teknologi
Untuk mempermudah dan
mempertajam penyampaian materi dalam pembelajaran sudah selayaknya berbasis
teknologi. Disebabkan oleh anak-anak sudah terampil dalam menggunakan, begitu
canggih, cepat dan cekatan. Bahkan pembelajaran akan jauh lebih menarik dan
bermakna, apalagi diselingi dengan berbagai quiz.
2. . Sumber
Belajar
Untuk lebih memperkaya
literasi bagi generasi Z, sumber belajar tidak tertumpu pada sumber-sumber yang
berbentuk buku,modul, diktat, LKS dan berbagai sumber lainnya. Namun sudah
mengarah pada E-book, Rumah Belajar, E-learning, Google, Youtube
dan berbagai jenis sumber yang berada pada dunia maya dan media sosial lainnya.
3. . Penyajian
Materi Pembelajaran
Dalam pembelajaran kurikulum
13, guru bukan lagi pemberi dan hanya memberi materi, peran guru sebagai
fasilitator, motivator dan mediator. Untuk itu proses pembelajaran berpusat
pada siswa (student center). Untuk itu penyajian materi tidak selalu
bersumber pada guru yang menyajikan materi, namun peserta didik diberikan
keluasan untuk tampil mempresentasikan materi dengan berbagai slide, power
point, bahan presentasi dengan sajian yang menarik, efektif, dan mudah
dipahami oleh sesama peserta didik.
Dari 3 tips di atas, yang paling utama adalah bagaimana
guru sebagai agen pembelajaran yang dapat dijadikan model atau panutan dalam
pembelajaran itu artinya guru harus selalu belajar dan mau belajar apalagi
ditengah pembelajaran jarak jauh yang berbasis daring. Namun perlu diiingat
jangan sampai teknologi membutakan mata hati guru dalam mendidik dan menanamkan
nilai-nilai karakter pada siswa, karena teknologi juga bukan segala-segalanya
dalam menjaga ahklah budi pekerti peserta didik.
Kalimat terakhirnya mantap jiwa pak Nengah
BalasHapusSalut Pak ...
BalasHapusTrims y bu atas commntnya
BalasHapusMantul
BalasHapus