Kuliah Hari Ke-5 Dengan Menulis Bisa Berbagi
DENGAN
MENULIS BISA BERBAGI MEMPERTAJAM PIKIRAN DAN MEMPERHALUS BUDI PEKERTI
Tidak semua orang meraih kesempatan untuk dapat
mengabdikan dan menularkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kepada orang
lain yang mengharapkan ilmu yang dicita-citakan. Kisah nyata kuliah hari ke-5 yang
memberikan gambaran, diawali salam pembuka dalam bentuk video sapaan dari Om
Jay. Kegiatan dilanjutkan dengan sapaan pembuka dari moderator yang setiap hari
menemani para peserta kuliah menulis dan menerbitkan buku yaitu Ibu Fatimah
dari Aceh. Nara sumber inspiratif kali
ini dari Bapak Agung Pardini yang sering disebut Guru Agung, lahir di Bogor 29
Jumadil Awwal 1401, seorang muslim sudah menikah tinggal di Naggewer 03/04
Cibinong Bogor. Profesi sebagai konsutan pada Madrasah 5.0 , Mater Teacher
pada Sekolah Guru Indonesia, Mentor pada sekolah kepemimipinan Bangsa Dompet
Dhuafa. Jenjang Pendidikan S1 Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Jakarta,
melanjutkan S2 Magister Manajemen Pendidikan Islam pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam menulis dan menerbitkan buku, nara sumber mengalami
keunikan seperti halnya saat guru-guru diminta menulis kisah guru pada “Jurnal
Perjalanan Guru”. Setiap hari secara bergantian guru membedah buku dalam bentuk
apapun, dengan sederhana melalui jadwal apel piket, disamping membudayakan
literasi lewat memberikan motivasi. Tentang biaya penerbitan guru-guru tidak
mengeluarkan biaya sudah dibiayai Dompet Dhuafa dimana penulis juga sebagai
konsultan di dompet dhuafa an salah-satu program dompet dhuafa adalah Sekolah
Guru Indonesia (SGI).
Dari tahun 2001 s.d. 2008 kiprah nara sumber sebagai
guru, tutor, dan korektor buku pada mata pelajaran Sejarah dan IPS di beberapa lembaga,
sekolah, PKBM dan bimbingan belajar. Dari tahun 2012 s.d. 2013 menjabat sebagai
Manajer di Makmal Pendidikan, tahun 2014 s.d. 2016 Direktur/Master Teacher
Sekolah Guru Indonesia, tahun 2017 s.d. 2018 sebagai General Manajer
Sekolah Ekselensia Indonesia dan tahun 2019 menjabat sebagai GM Sekolah
Kepemimpinan Bangsa. Selain menjabat di berbagai posisi jabatan dari tahun 2001
sampai 2019 menjadi mentor dan pemateri pada ranah pengembangan diri remaja dan
pemuda. Dari tahun 2008 s.d. 2019 menjadi trainer dan konsultan Pendidikan,
khususnya pada pengembangan bidang instruksional, budaya sekolah dan kompetensi
guru.
Prestasi yang pernah diraih tahun 2006 sebagai pemakalah
termuda dalam konferensi Nasional Sejarah VIII di Jakarta, tahun 2008 menjadi
pembicara pada Public Training untuk guru di Bogor. Tahun 2009 menjadi
pembicara Public Training untuk guru di Depok. Di tahun 2010 menjadi
pembicara pada seminar Keguruan di Mataram NTB. Dari tahun 2011 s.d. 2013
menjadi pengembang pada program pendampingan sekolah dari Sumatera hingga
Papua. Pada tahun 2013 memberi orasi pada simposium Pendidikan Nasional Dompet
Dhuafa di UI Depok dan menjadi Public Training dalam rangka lounching
buku “Besar Janji daripada Bukti” di Maros Sulsel dan Garut Jabar. Di tahun
2014 menjadi pembicara pada hari Pendidikan Nasional di Serang Banten dan pembicara
pada Studium General SGI-School of Master Teacher di Makasar. Di tahun
2015 menjadi pembicara pada Seminar Pendidikan dan Museum di Jakarta dan
pembicara pada Studium General SGI-School of Master Teacher di Mataram,
Medan dan Padang.
Selanjutnya di tahun 2016 menjadi pembicara pada Seminar Nasional
Ikatan Mahasiswa Kependidikan Seluruh Indonesia (MAKIPSI) di UNES Semarang dan
UNSRI Palembang dan pembicara pada Seminar Pendidikan Nasional di UNWIDA Klaten
Jateng. Di tahun 2017 kembali menjadi pembicara pada Seminar dan Workshop
Kompetensi Keguruan di UIKA Bogor. Perjalanan nara sumber di tahun 2018
pembicara Social Leader Training Tingkat Nasional di Bogor, sebagai
pemateri pada Teachers Leader Camp Tingkat Nasional di Bogor dan sebagai
pemateri dalam FGD Pembuatan Road Pendidikan di DKI Jakarta. Sedangkan di tahun
2019 menjadi pembicara pada Studium General SGI-School Master Teacher di
Yogyakarta.
Program pengabdian kepada masyarakat dlaksanakan oleh nara
sumber seperti pengiriman guru-guru ke pelosok-pelosok tanah air, kepedalaman,
ke kampung-kampung bahkan ada yang mengajar di tengah hutan. Yang pada awalnya
mengalami kendala internet, listrik, letak geografis yang berbeda-beda. Sampai
pada suatu saat ada seorang guru yang meninggal dunia saat melaksanakan tugas
di pelosok pedesaan dengan meninggalkan sebuah tulisan dengan judul buku “Temani
Aku Meniup Mimpi” guru tersebut bernama ibu Jamilah Sampara. Atas pengabdian
beliau di Sekolah Guru Indonesia, namanya diabadikan untuk penerimaan penghargaan kepada guru-guru
yang berdedikasi yang disebut dengan nama “Jamilah Sampara Award”.
Disamping pengiriman guru-guru pembaharu ke
pelosok-pelosok tanah air melalui dompet dhuafa, SGI memiliki program School
of Master Teachers (SMT). Dan sedang berlangsung di NTB, Sulsel, Sulbar dan
Sulteng, dimana tugas akhirnya membuat PTK selama 3-4 bulan. Beberapa hasil
tulisan Guru Agung berbentuk artikel opini “Sekolah Berbasis Masyarakat” pada Jurnal
Bogor tanggal 17 Oktober 2009, “Mengajar Siswa Gemar Membaca” di Radar Bogor, 8
Maret 2010. Di Koran Tempo sebuah opini dengan judul “Pendidikan dalam Alienasi
Birokrasi”, 16 Mei 2013 sebuah Opini Advertorial dan sebuah opini “Transformasi Kelas Ajar” di
koran Republika, Januari 2020. Disamping
menulis artikel nara sumber juga menulis beberapa buku diantaranya “Menabung
Gula untuk Pendidikan” (Saving Palm Sugars for The Education) MM-JICA,
2010 Bersama Tim Masyarakat Mandiri. Buku berikutnya “Penyulut Jiwa di Kampung
Hatta Makmal DD”, 2012 Bersama Surya Hanafi. Dkk. Buku “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah
Raganya Makmal DD”, 2012 Bersama Purwo Udiutomo. Buku selanjutnya “Sekolah
Ramah Hijau Makmal DD”, 2013 Bersama Zayd Sayfullah, dkk. Buku berikutnya
adalah “Besar Janji daripada Bukti Makmal DD”, 2013 Bersama TIM. Dan buku “Bagaimana
ini Bagaimana itu Makmal DD”, 2014 Bersama Tim Makmal.
Yang melatarbelakangi para guru di sekolah guru Indonesia
wajib membuat buku, PTK, jurnal dan sejenisnya disebabkan marwah
berdirinya dompet dhuafa didirikan oleh
para senior pendiri Republika. Wajib hukumnya untuk menulis, sampai menerbitkan
buku walaupun berbentuk antologi namun sebuah prestasi telah nampak pada budaya
menulis. Segala hambatan bukan penghalang, untuk melaksanakan tugas sebagai inovator
di tempat tugas. Hal ini dibuktikan dengan sedang direncanakannya gerakan “Transformasi
Kelas Ajar” dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru.
Diakhir penjelasan dari nara sumber Om Jay mempersilahkan
para peserta untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan muncul dari Jeferson
Siahaan Bandung tentang informasi SGI yang sudah dijelaskan pada link www.sekolahguruindonesia.net. Peserta
juga menanyakan tentang ketersediaan buku-buku, dan akses internet, yang sulit didapatkannya,
bagi guru-guru yang bertugas di pedalaman. SGI yang memiliki dompet dhuafa secara
rutin mendapatkan donasi buku yang disalurkan kepelosok-pelosok desa. Namun hal
ini juga sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan memberikan bantuan buku ke
sekolah-sekolah. Kadang-kadang para guru kita masih enggan untuk membacanya,
hal ini dibuktikan dengan masih banyak buku-buku yang terbungkus plastik jika
ada monitoring tentang bantuan buku ke sekolah. Pertanyaan muncul dari ibu Siti
Nurbaya Az, SE. Karimun Kepri tentang bantuan dari dompet dhuafa di daerah 3 T.
Harapan bantuan dompet dhuafa baru sampai di Riau tepatnya di kepulauan Miranti
membuat sekolah buat anak-anak Suku Akit. Bagaimana juga mendapatkan buku-buku
bantuan dari dompet dhuafa. Tentang buku-buku telah disediakan dalam bentuk EduAction
e-book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020, yang bisa diunduh dan donasi di http://etahfizh.org/ebook, berbagai buku
kepemimpinan, parenting, bagaimana menghadapai covid-19 yang ditulis oleh Ust.
Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa’at dan Guru Agung Pandini.
Pertanyaan muncul dari Ibu Lilis Erna Yulianti, SMPN 1
Kertajati Majalengka tentang trik berkomunikasi dengan para guru yang bertugas
di pedalaman dengan berbagai keterbatasan. Beberapa daerah syukur sudah
mengalami kemajuan yang pesat mengenai akses internet, listrik dan
infrastruktur lainnya. Dan segala produk hasil, program dimuat dalam media
sosial, sehingga lebih mudah untuk koordinasi. Ada juga peserta yang
mengingikan kehadiran nara sumber mengundang untuk hadir ke daerahnya, yang
pasti nara sumber siap hadir jika kondisi telah normal kembali. Pertanyaan
muncul juga dari Aam Nurhasanah Lebak Banten
tentang proses bergabung nara sumber di dompet
dhuafa. Semua butuh proses, bahkan ada seleksi, ada lowongan menjadi trainer
dan konsultan Pendidikan dari guru atau praktisi Pendidikan walaupun seleksinya
ketat Guru Agung lolos dan bisa bekerja sebagai konsultan di Dompet Dhuafa.
Menurut nara sumber seorang guru wajib menulis walau tidak selalu dalam bentuk
buku bisa juga dalam bentuk PTK, jurnal penelitian, cerpen atau puisi, modul,
LKS, atau kumpulan soal dalam bentuk bank soal. Seorang guru wajib literat
atau multi literat.
Diakhir pemaparan beliau menyimpulkan bahwa merangkai kata
dalam bentuk tulisan bukan pekerjaan yang mudah, perlu kesabaran dan banyak
membaca. Tulislah apa yang sering dipikirkan, dikatakan dan yang yang
dilakukan, dengan menjalin kolaborasi serta banyak terlibat dalam komunitas.
Menulis pada hakekatnya disamping menumpahkan ide-ide juga mempertajam pikiran
dan memperhalus budi pekerti.
Sukses selalu ..semangat menulisnya
BalasHapusSemangat pak ... komplit resumenya ... keren
BalasHapusLengkap n komplit.. Semangat pak
BalasHapusLengkap n komplit.. Semangat pak
BalasHapusTrims ya bu Noorlanyatisudah mampir...smg ttp sehat ttp semangat
BalasHapus