Nilai-nilai Perjuangan R.A. Kartini
PERJUANGAN TANPA BATAS
Terinspirasi dari perjuangan Pahlawan emansipasi wanita Raden Ajeng Kartini, dengan kumpulan tulisannya bernama “Habis Gelap Terbitlah Terang” memberikan 5 dasar nilai-nilai perjuangan yaiitu terus belajar, berani dan gigih, menghormati orang tua, berteman dengan banyak kalangan dan sederhana. Itulah yang memberikan spirit kuliah on line ke-13 menulis dan menerbitkan buku dari PB. PGRI RI dengan promotor Om Jay dan moderator Ibu Fatimah.
Sekilas Narsum
Berangkat dari pengalaman hidup dengan tekad yang kuat untuk berbuat yang terbaik dan berpihak kepada siswa dari kalangan keluarga kurang mampu untuk mendapatkan sekolah yang layak sebagaimana amanat UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan yang layak tanpa diskriminasi. Peran seluruh komponen sangat diperlukan baik dari pemerintah, masyarakat, Lembaga/instaansi/oragnisasi sosial dan orang tua/keluarga. Peran itulah yang dillakukan oleh seorang sosok pahlawan Pendidikan Ibu Dra. Betty Risnalenni MM., lahir di Padang 13 Agustus 1968, bertempat tinngal di Bekasi yang berprofesi sebagai guru sejak tahun 1992 pernah mengajar Bapak Menteri Dikbud RI yang pada saat itu duduk di kelas 4 SD Al Izhar Pondok Labu.
Perjalanan Menggapai Puncak
Terbayang akan kejadian yang menimpanya anaknya tidak mendapat sekolah yang layak dikarenakan karena adanya perbedaan status, muncul tekad yang kuat untuk mendirikan sekolah yang layak yang dapat melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi dan perbedaan latar belakang dan status sosial. Dimulailah pada tahun 1996 mendirikan sebuah Yayasan kursus matematika aritmetika. Tidak mudah menggapai tujuan, baru berjalan 6 bulan hanya 3 orang mendapat siswa, semangat juang yang tinngi terus dikobarkan. Ditahun 1998 membuat buku dengan harga terjangkau sebagai buku penunjang yang tersebar di 24 cabang kursus wilayah Bekasi. Sampai pada akhirnya ada yang menawari untuk mendirikan sekolah Taman Kanak-kanak (TK) ditahun 2003, dengan jumlah siswa sudah mencapai saat itu 33 siswa, sebagai cikal bakal pembentukan karakter siswa. Walau pada awalnya terasa takut namun diselimuti tekad yang kuat akhirnya tawaran dari teman diterima mendirikan sekolah TK, namun nasib apes baru berjalan 3 bulan temannya mundur karena merasa rugi.
Perjuangan tidak berhenti, walau dengan kesendirian mampu mengotrak bahkan sampai membeli sebuah rumah untuk aktifitas persekolahan. Dukungan lingkungan sangat luar biasa walau tidak dalam bentuk uang namun dengan menjadikan sekolah sebagai promosi yang dijadikan sebuah kalender sangatlah memberikan kotribusi positif untuk menyekolahkan anaknya sebagai bentuk support atau dukungan. Jika orang kekurangan atau tidak mampu bersekolah di sekolah yang biasa sudah lazim didengar, begitu juga jika orang mampu bersekolah di sekolah yang layak juga sudah biasa. Namun jika orang berkekurangan bersekolah ditempat layak itulah yang menjadi motivasi utama keinginan kuat untuk mendirikan sekolah yang merupakan sebuah kepuasan. Untuk mempromosikan tempat kursus dan sekolah disamping membuat brosur juga mempresentasikan dihadapan publik tentang kursus aritmetika yang merupakan salah-satu keahlian narsum.
Tidak berhenti sampai disana, inovasi terlahir dengan mengadakan berbagai lomba di tempat yang ramai dikunjungi pengunjung seperti mal-mal bekerjasama dalam penyelenggaraan bahkan hadiahpun disediakan oleh pemilik mal. Setelah melewati jalan yang terjal mendirikan TK, ada orang tua siswa yang peduli menyarankan mendirika SD, Proses pendirian SD pun penuh dengan negoisasi maupun kolaborasi baik dengan developer, pabrik, masyarakat maupun perusahaan. Sehingga cost yang tinggi dapat ditekan dan hasil bisa maksimal. Hal ini dengan dibuktikan berdirinya SD Insan Kamil setara denga SD Al Azhar tempat mengajar semula. Bahkan suamipun ikut membantunya, mendorongnya terjun sampai membersih, menggosok dan mengecat sarana prasarana kelas. Memang dukungan keluarga sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan apalagi putrinya seorang sarjana psikologi yang sering membantu sekolah dalam penyelenggaran parenting skill.
Bagaimana sulitnya birokrasi pendirian sebuah sekolah secara legal formal menyangkut perijinan, amdal, tanda-tangan warga pendukung, Depnaker, unsur Dinas di Pemda sampai ijin operasional bisa keluar. Dengan niat yang tulus tanpa memikirkan hasil atau keuntungan semua berjalan mengalir seperti air. Siswa yang berasal ari kalangan tidak mempu tidak dipungut biaya tanpa SKTM, sedangkan siswa normal membayar seperti biasa tidak ada perbedaan dalam pelayanan. Dari pembayaran 250.000 rupiah sekarang sudah mencapai pembiayaan total sampai pakaian seragam 2.300.000 rupiah. Anak-anak sudah bisa bersekolah ditempat yang sama dengan masyarakat biasa, karena semua berkat ibadah, iklas dan niat yang tulus.
Prestasi yang Ditorehkan
Keberhasilan pun dicapai dengan menyabet juara 1 lomba kepala berprestasi tahun 2009 se-Bekasi, juara 1 tokoh wanita bidan Pendidikan dari Wali Kota se-Bekasi, juara 1 Wira Usaha se-Jawa Barat. Pernah dilatih aritmetika oleh pengajar dari Malaysia, sehingga menjadi orang ke-10 di Indonesia mendirikan kursus aritmetika. Dan memberikan training gratis bagi rekan-rekannya yang akan mendirikan kursus. Hari berganti hari pengelolaan sekolahpin dialihkan kepada kedua putri-putrinya sebagai bentuk memandirikan dan melatih anak-anaknya dalam entrepreneurship. Dilanjutkan dengan mengembangkan usaha atau bisnisnya mengelola kafe.
Pembelajaran New Normal
Khusus dalam persiapan pembelajara new normal masa pandemi sesuai yang ditampilkan dalam video sungguh luar biasa penerapan protokol kesehatannya, dengan sarana pendukungnya beserta ketaatan peserta didik dan orang tua siswa. Mulai dari pembersihan lingkungan sekolah dengan penggunaan disinfektan untuk membersihkan lingkungan kelas dan sekolah, physical distancing, pengukuran suhu melalui termo gun, penggunaan masker sampai pada penggunaan face shield. Menu makanan dan menjaga kesehatan tubuh dengan berolah raga tidak juga terlupakan agar kesehatan anak-anak terjaga. Karena yang paling utama dan pertama dalam masa pandemi adalah kesehatan warga sekolah dan masyarakat. Keberhasilan dalam kualitas Pendidikan tidak terlepas dari komitmen warga sekoalh terutama guru-guru yang berasal dari Medan sampai Papua yang gigih dan kedisiplinan mendidik, membimbing dan melatih anak-anak. Untuk siswa barupun diperkenalkan dengan lingkungan, dan warga sekolah dengan membentuk group kelas orang tua lengkap dengan foto dan identitas anak-anak diawali dengan pertemuan dan persetujuan orang tua. Tentang pembelajaran kearifan lokal pun dilatih seperti permainan tradisonal, seni dan budaya. Dilatih unktuk bercerita, mendongeng, tampil diberbagai kegiatan atau pertunjukkan. Mengajarkan entrepreneurship seperti menjual hasil kerajinan, mengolah makanan, pemeliharaan lingkungan
Keberhasilan guru tidak terlepas dari peran orang tua umtuk selalu mengawasi dan membimbing anak di jaman anak-anak milenial seperti sekarang terutama kesenangan dengan gadget. Segala hasil belajar anak-anak sangat perlu diberikan reward bukan saja nilai tapi juga dipublikasikan dalam medsos seperti FB, IG, WA maupun papan-papan aktifitas di sekolah.
Lakukan segala sesuatu dengan niat yang baik,lakukan dengan iklas karena itu sebuah ibadah untuk mendapatkan barokah. Juga akan memperbaiki citra dan kehidupan kita. Jangan pernah bilang capek, istirahatlah bila Lelah, minumlah segelas air lemon dengan air panas setiap pagi.
Salam Blogger Nusantara
I Nengah Suradnya
mantap Pak tulisannya, terima kasih
BalasHapusMantap ..lgs berkunjung Menginspirasi ..... www.sarastiana.com
BalasHapusKeren pak
BalasHapusTrimkasih y tmn2 blogger nusantara
BalasHapusBagus pak...maaf kliru td, deskripsinya luar biasa. Lengkap sekali.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMks tmn2 bogger..mks jg ats masuknnya.
BalasHapus