Menulis Bikin Hidup Lebih Manis

Hidup Abadi dengan Menulis


            Permasalahan klasik selalu muncul bagi sesorang yang ingin menulis diantaranya menulis itu sulit, takut tulisan jelek, was-was tidak dibaca orang, takut tulisan tidak sesuai selera pembaca, kurang mood atau tidak ada motivasi menulis dan berbagai alas an lainnya. Permasalahan tersebut akan dibahas tuntas oleh narasumber bapak Dr. Ngainun Naim dengan tema “Produktif Menulis”. Lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975, meraih gelar doktor S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011. Dengan moderator ibu Kanjeng Sri Sugiastuti yang juga seorang penulis.

            Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis, seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan. Pada pertemuan ini saya akan menyampaikan tentang “Kunci-kunci penting dalam menulis”. Kunci itu alat untuk membuka, alat yang bisa menjadikan Bapak Ibu sekalian produktif dalam menulis, sesuai dengan judul materi. Keterlibatan para peserta ibaratnya untuk mendapatkan kunci, tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional dan tidak bermakna.

            Puluhan hasil produktifitas tulisan yang telah dibukukan diantaranya Spirit Literasi (Akademia Pustaka, 2019), Proses Kreatif Penulisan Akademik (Akademika Pustaka, 2017), The Power of Reading (Yogyakarta Aura Pustaka, 2013). 35 Kompasianer Merajut Indonesia (buku bersama) (Jakarta: Kompas, 2013), Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras, 2009) dan berbagai buku lainnya.

                                                                        

Kunci-kunci Dalam Menulis

  1. Motivasi

Menurut Uno (2007) motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.

Motivasi menulis bisa berupa :

1.1.        Motivasi karir

Bahwa menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi, apakah sebagai guru, dosen, pengusaha, pengamat atau praktisi, politikus dan sebaginya, beserta implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar dan semakin mudah karir yang  tempuh.

1.2.        Motivasi materi

Menulis itu menghasilkan honor, bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang, namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi materi tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.

1.3.        Motivasi politik

Menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu, ada keinginan menulis untuk berbagi, untuk bisa memberikan informasi dan pengetahuan pada orang lain, mungkin juga menulis untuk dikenal orang.

1.4.        Motivasi cinta

Aktifitas menulis ditekuni karena memang cinta menulis, suka menulis,  cinta akan profesi sebagai penulis, menulis juga sebagai hobi, menulis sudah menjadi panggilan hati, karena menulis selalu didasari atas cinta kesungguhan bukan paksaan.

Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih oleh penulis maka akan mempengaruhi terhadap fashion tulisan atau buku yang akan dihasilkan.

  1. Meyakini bahwa menulis itu Anugerah

            Bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya, bisa karena kesibukan, menganggap menulis itu sulit atau sejuta alasan lainnya. Sebaliknya banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri dan dikawal selama-lamanya. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis, karena pada dasarnya semua sudah pernah penulis, apalagi jika jenjang Pendidikan sudah mencapai S1 atau S2. Banyak tugas yang sudah diselesaikan dengan menulis saat dibangku sekolah atau kuliah. Namun kesulitan menulis tetap saja ada, hal ini mungkin disebabkan (1) Selama menjadi siswa atau saat kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. (2) tidak menulis karena dibuatkan orang lain. (3) menulis dengan melakukan “kanibal” tulsan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googel lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan. (4) begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi, tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup, ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup begitu terus menerus.

            Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang dihasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran ataupun sindiran ang tidak konstruktif. Selama punya komitmen dan tekad kuat jangan pernah berhenti  menulis, karena dengan menulis akan menjadikan sebagai insan  yang memberikan nuansa beda dan telah mampu berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.


  1. Memberikan banyak “Keajaiban” dalam hidup

Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah alias Om Jay, seorang blogger, youtuber dan guru menulis, mengatakan bahwa “menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan”. Salah-satu judul buku Om Jay adalah Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi sangat relevan dengan motivasi menulis, diantaranya mendapatkan banyak materi, karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti. sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum, memiliki banyak teman, bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan disamping  tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.

  1. Tidak mudah menyerah

Banyak orang ingin menulis termasuk menulis buku, semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api, tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, dengan kesibukan tugas profesi semangat itu perlahan lahan memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali. Untuk itu jangan pernah menyerah untuk menulis karena menulis bisa dilakukan kapan saja, dimana saat dan dalam berbagai keadaan.

  1. Berjejaring

Penulis jangan pernah menepi, apalagi hidup menyendiri, selayaknya selalu  berinteraksi dengan berbagai komunitas seperti halnya di WA group menulis dan menerbitkan buku yang digagas Om Jay Bersama PB PGRI RI, dari penulis seprofesi maupun antar profesi. Penulis memiliki link diberbagai media sosial, saling bertukar informasi, saling berbagi pengetahuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas tulisan. Karena Tuhan menciptakan manusia disamping sebagai  mahkluk individu juga sebagai mahkluk sosial.

  1. Menulis sebanyak-banyaknya

Menulislah setiap hari tanpa henti, lakukan secara terus-menerus, jika merasa tulisan tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan akan otomatis menjadi lebih baik. Jangan pernah letih untuk menulis selalu belajar dari kegagalan, bukan dari keberhasilan semata, niscaya kualitas penulisan akan meningkat.

Enam kunci yang diuraikan di atas bisa membuat para penulis lebih produktif menulis. Tapi sekali lagi kunci itu adalah alat tinggal bagaimana kunci itu digunakan secara tepat sehingga menghasilkan produk yang tepat pula, sehingga hasil tulisan dan produk buku yang akan diterbikan benar-benar berkualitas di hati pembaca.


Kesimpulan

            Dengan karya tulisan hidup seseorang akan abadi, abadi dengan hasil karya-karya dan pemikiran yang telah disumbangkan dan ditorehkan kepada orang lain. Walau ajal telah menjemput, penulis akan mati secara fisik, namun tulisan-tulisannya tidak pernah akan mati, tetap hidup dan memberikan kehidupan abadi bagi umat manusia. Maka tulisan akan tetap abadi dan dikenang oleh pembacanya, seperti pepatah mengatakan harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, blogger mati meninggalkan tulisan. Untuk itu menulis dan teruslah menulis, jangan pernah lari dan berhenti untuk menulis, karena menulis  bikin hidup lebih manis.

Salam Blogger Nusantara

I Nengah Suradnya


Komentar

  1. resumenya bagus dan rapi, kereen ...

    BalasHapus
  2. Keren banget resumenya Pak, lengkap.

    BalasHapus
  3. Juga bpk.ibu lainnya yg tlh sudi mampir...singgah walau sejnk..

    BalasHapus
  4. Keren tulisannya menarik dan rapih 😊

    BalasHapus
  5. resume yang manis...mantap pak nengah

    BalasHapus
  6. Kereeen pak... lengkap banget resumenya

    BalasHapus
  7. Manteeeeep... Smg bisa menginspirasi saya... Trmksh

    BalasHapus
  8. *Bismillah*_….
    Senin, 06 Juli 2020, Postingan ke-416. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog www.sarastiana.com
    _*Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning*_http://www.teachinglearningcom

    BalasHapus
  9. Teknik penulisannya sempurna. Kereenn...

    BalasHapus
  10. trims teman2, smg sehat selalu,....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merdeka Belajar Merdeka Mengajar Merdeka Hasil Belajar

Mengatasi Kebuntuan Menulis dengan Freewriting

No Gengsi to Sukses